Kegagalan mengakui Keberhasilan

Semua orang tidak suka dengan kegagalan. Apakah itu kegagalan usaha, kegagalan program kerja, kegagalan cinta, dan kegagalan apapun yang biasanya membuat orang kesal, bahkan marah terhadap apapun atau siapapun yang ditengarai sebagai penyebab kegagalan tersebut.

Berbeda dengan keberhasilan, kita semua senang membicarakannya. Sebagaimana umumnya sifat manusia kita sangat mudah mengakui keberhasilan karena meninggikan ego perasaan, walaupun dari sudut pandang orang lain belum tentu keberhasilan tersebut sepenuhnya dapat dikatakan demikian.

Setelah mengalami sutau kegagalan biasanya manusia bersegera mencari penyebabnya. Namun sayangnya kecenderungan sifat manusia lebih suka mencari siapa daripada apa penyebabnya. Perilaku seperti inilah yang umumnya menimbulkan reaksi kesal atau marah dalam diri kita sehingga menimpakan semua penyebab kegagalan kepada siapa penyebabnya. Godaan sifat-sifat iri dan dengki manusialah yang akhirnya menumbuh-kembangkan perasaan benci kita kepada seseorang atau sekelompok orang.

Dalam kehidupan dunia yang semua bersifat relatif dan memiliki keterkaitan banyak variabel, sesungguhnya tidak satupun kegagalan memiliki penyebab tunggal. Kita sering larut dalam proses pencarian penyebab kegagalan sehingga lupa melanjutkan langkah berikutnya. Bukankah pepatah "tak ada gading yang tak retak" merupakan ungkapan sebenarnya kita mampu menerima sejuta kegagalan? Bukankah sesungguhnya dalam setiap detik kehidupan kita pasti mengalami kegagalan sekecil apapun bentuknya?

Mengakui suatu kegagalan memang membutuhkan keberanian, kejujuran dan keikhlasan hati. Keberanian untuk menyatakannya secara terbuka, kejujuran untuk mengakui diri kita juga salah satu penyebabnya, serta keikhlasan hati menerima segala resiko atas tanggung-jawabnya.

................. to be added later .......

Bukankah dalam seribu-juta keberhasilan terdapat satu kegagalan?. Bukankah dalam seribu-juta kegagalan terdapat satu keberhasilan?

Marilah kita ikhlas mengakui bahwa sesungguhnya dalam seribu-juta kegagalan kita juga terdapat seribu-juta keberhasilan. Paling tidak semua perhitungan kegagalan atau keberhasilan dalam kacamata kita ini tidak akan pernah berhenti sampai waktunya kita keluar dari kehidupan dunia yang fana ini.

--- TBC (To Be Continued) ---

No comments: